Industri game memang masih sangat
potensial. Setiap tahunnya seluruh publisher berlomba-lomba menelurkan produk
dalam kemasan yang menarik
Ada yang mengiming-imingi pemain dengan kualitas grafis ciamik, ada juga yang menjual sistem permainan tiada banding. Tapi sayangnya tidak semua yang dibeberkan oleh perusahaan game itu benar.
Ada yang mengiming-imingi pemain dengan kualitas grafis ciamik, ada juga yang menjual sistem permainan tiada banding. Tapi sayangnya tidak semua yang dibeberkan oleh perusahaan game itu benar.
berikut adalah kebohongan terbesar di dunia game :
1.Kulitas
Grafis Killzone 2
Dulu, waktu zaman PlayStation 3 baru muncul. Beredar
sebuah gambar yang diklaim adalah screenshot Killzone 2 dengan tampilan luar
biasa.
Kualitas grafisnya sangat detail dan menawan, sampai-sampai gamer tak percaya bahwa ini adalah screenshot asli yang diambil saat permainan berlangsung. Bahkan Jack Tretton, Vice President of SCEA juga menjamin bahwa gambar tersebut asli.
Namun setelah beberapa tahun kemudian baru diketahui bahwa gambar tersebut diambil saat pre-rendered, bukan ketika permainan tengah berlangsung.
Kualitas grafisnya sangat detail dan menawan, sampai-sampai gamer tak percaya bahwa ini adalah screenshot asli yang diambil saat permainan berlangsung. Bahkan Jack Tretton, Vice President of SCEA juga menjamin bahwa gambar tersebut asli.
Namun setelah beberapa tahun kemudian baru diketahui bahwa gambar tersebut diambil saat pre-rendered, bukan ketika permainan tengah berlangsung.
Nah, kalau kejadian ini belum lama berlangsung.
Saat seri Final Fantasy mulai berekspansi ke Xbox 360, Square Enix mengklaim
bahwa kualitasnya sama persis dengan PlayStation 3 (PS3).
Ya tentu saja, pernyataan itu sempat mengundang perdebatan sengit di kalangan gamer. Sebab, selain media yang berbeda (Bluray & DVD), spesifikasi kedua konsol tersebut juga tidak sama.
Selidik punya selidik, ternyata screenshot yang ditampilkan oleh Square Enix merupakan gambar yang sama, yakni Final Fantasy XIII untuk PS3. Akibat kejadian ini produsen asal Jepang itu pun meminta maaf.
Ya tentu saja, pernyataan itu sempat mengundang perdebatan sengit di kalangan gamer. Sebab, selain media yang berbeda (Bluray & DVD), spesifikasi kedua konsol tersebut juga tidak sama.
Selidik punya selidik, ternyata screenshot yang ditampilkan oleh Square Enix merupakan gambar yang sama, yakni Final Fantasy XIII untuk PS3. Akibat kejadian ini produsen asal Jepang itu pun meminta maaf.
3.Protes
Palsu oleh EA
Sebagai produsen game kelas kakap, Electronic Arts (EA)
sempat mencorengkan namanya dengan membuat aksi protes palsu.
Kejadian tersebut berlangsung pada tahun 2009, tepatnya ketika pameran Electronic Entertainment Expo (E3) tengah berlangsung.
Sekelompok orang yang mengaku mewakili organisasi religi, melakukan protes terhadap game Dante Inferno yang saat itu sedanghot. Belakangan diketahui bahwa EA-lah yang membayar para demonstran itu untuk berunjuk rasa.
Kejadian tersebut berlangsung pada tahun 2009, tepatnya ketika pameran Electronic Entertainment Expo (E3) tengah berlangsung.
Sekelompok orang yang mengaku mewakili organisasi religi, melakukan protes terhadap game Dante Inferno yang saat itu sedanghot. Belakangan diketahui bahwa EA-lah yang membayar para demonstran itu untuk berunjuk rasa.
4.Gamer Bisa Punya Anak di Fable 1
Fable, salah satu game paling tersohor untuk Xbox 360
yang dirancang oleh pria asal Inggris, Peter Molyneux.
Saat diwawancarai, Molyneux menyebutkan secara gamblang bahwa karakter pemain di Fable bisa memiliki keturunan. Namun meski banyak gamer yang sudah menuntaskan permainan hal itu belum juga ditemui.
Nah, pemain yang merasa kecewa pun bertanya-tanya tentang pernyataan Molyneux tersebut. Tapi ketika dimintai keterangan, pria ini malah bersilat lidah dan pada akhirnya meminta maaf.
Namun yang paling menghebohkan adalah, Molyneux melakukan hal itu bukan demi meningkatkan penjualan game Fable. Tapi justru hanya imajinasinya yang tidak bisa diimplementasikan ke dalam game.
Saat diwawancarai, Molyneux menyebutkan secara gamblang bahwa karakter pemain di Fable bisa memiliki keturunan. Namun meski banyak gamer yang sudah menuntaskan permainan hal itu belum juga ditemui.
Nah, pemain yang merasa kecewa pun bertanya-tanya tentang pernyataan Molyneux tersebut. Tapi ketika dimintai keterangan, pria ini malah bersilat lidah dan pada akhirnya meminta maaf.
Namun yang paling menghebohkan adalah, Molyneux melakukan hal itu bukan demi meningkatkan penjualan game Fable. Tapi justru hanya imajinasinya yang tidak bisa diimplementasikan ke dalam game.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar