Tidak ubahnya di Indonesia, masyarakat dunia juga gemar
melakukan wisata bencana.Maksudnya, wisatawan secara sengaja melakukan
perjalanan ke tempat-tempat sebelumnya atau baru saja mengalami bencana.
Contoh
riil di Indonesia adalah bencana lumpur Lapindo. Setelah beberapa tahun kasus
lumpur Lapindo terjadi, sampai sekarang masih banyak wisatawan lokal yang
mengunjungi bendungan lumpur lapindo. Mereka melihat kondisi sekitar sembari
mendengarkan kisah pilu yang melingkupi kejadian itu.
Cara unik berwisata ini akhirnya dijadikan bahan
penelitian oleh Universitas Lancashire di Inggris. Peneliti ingin mencari tahu kenapa wisatawan justru senang dengan lokasi
yang sebenarnya dipenuhi kesan duka.
Philip Stone, pemimpin penelitian, mengatakan,
wisatawan berkunjung ke lokasi bencana bisa
merasakan sensasi tidak biasa dari sebuah perjalanan wisata.
Mereka juga akhirnya merenung bahwa kematian itu dekat.
Selain itu, wisatawan berusaha menangkap dengan jelas
makna di balik peristiwa terjadi di tempat kejadian. Mereka tergugah emosinya
dan akhirnya muncul rasa empati. Setelah
tanda tanya di hati mereka terjawab, akhirnya merasa lega.
Inilah sensasi dari sebuah wisata bencana yang berbeda dari
wisata umumnya yang mengandalkan unsur keceriaan.
“Orang-orang
itu merasa cemas sebelumnya, tetapi kemudian merasa lebih nyaman setelah
meninggalkan lokasi itu, dan merasa gembira karena bencana itu tidak menimpa
mereka,” kata Stone seperti dikutip BBC.
Namun, biasanya mengunjungi lokasi bencana hanya menjadi salah satu bagian
dari berbagai tujuan wisata yang akan dituju. Tetap saja yang utama adalah ke tempat wisata yang penuh kesenangan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar